ayat mulia~

"and certainly, We shall test you with something of fear, hunger, loss of wealth, lives and fruits, but give glad tidings to as-Sabirin (the patient ones)-(surah al-Baqarah: 155)

Sunday 5 April 2009

Sheikh al-Albani

Tujuan saya memasukkan rencana tokoh ini adalah kerana perasaan kagum tetapi  di dalam masa yang sama merasa amat sedih kerana seorang tokoh yang hebat dan ikhlas hatinya berjuang demi menghidupkan sunnah nabi yang tercinta ini banyak dicemuh. Kita beroleh banyak manfaat daripadanya terutama di dalam lapangan ilmu hadith. Betapa banyak masa dan usahanya yang telah dicurahkan untuk meneliti dan mengasingkan hadith-hadith antara yang mardud dan yang maqbul. Banyak pihak yang tidak berpuas hati dengan beliau dan melemparkan pelbagai tomahan dan sentiasa berusaha untuk mencari keburukan dan kelemahan daripadanya meskipun beliau kini sudah meninggal dunia namun usaha-usaha untuk mencari kelemahan dan keburukannya seakan tidak pernah terhenti. Tidak dinafikan Sheikh al-Albani bukanlah seorang yang maksum dan kesilapan malah kealpaan merupakan sifat manusia yang tidak akan dapat lari daripadanya. Allah sahaja yang maha sempurna dan maha suci daripada kesalahan dan kelalaian. Berikut adalah serba ringkas catatan mengenai Sheikh Nasiruddin al-Albani..

Pemergian Seorang Tokoh Pada hari ini sabtu 2 oktober 1999 ribuan bahkan jutaan orang menangis, mereka menangis karena mendengar sebuah berita duka, yang merupakan musibah besar dengan pemergiannya seorang Imam besar. Berita duka ini sampai kepadaku setelah solat ashar hari ini dari istri beliau. Dengan serta merta aku menuju rumah sakit tempat beliau dirawat. Disana aku berjumpa istri dan putra beliau Abdul Lathif yang menemani beliau selama masa perawatan. Setelah masuk kamar tiba-tiba kusaksikan dihadapanku jasad Syeikh rahimahullah yang telah ditutup dengan selembar kain, dibaringkan di atas sebuah tempat tidur. Air mataku mengalir tidak mampu menahan tangisan atas pemergiannya. Kubuka wajahnya yang bercahaya lalu kucium keningnya. Kami mengangkat jasadnya untuk dimuatkan di dalam sebuah kereta milik salah seorang teman, lalu membawanya ke rumah duka. Ikut bersama kami di kenderaan jenazah, putra beliau Abdul Lathif. Ia sangat sedih dan banyak mengucurkan air mata. Kami menghibur dan menasihatinya untuk bersabar. Ia hanya memandang kami sedang kedua matanya meneteskan air mata yang banyak. Keteguhan Sang Syeikh Dlm Berjuang Abdul Lathif menceritakan kondisi ayahnya sehari sebelum wafat, ia berkata : "Hingga kemarin dalam kondisi sakitnya yang semakin parah ayah masih sempat berkata : "Berikan kitab shahih sunan Abi Dawud!!"  Aku katakan : "Subhanallah (Maha suci Allah), semoga Allah swt membalas kebaikanmu ya Syaikh. Sungguh engkau telah hidup sepanjang usiamu, siang dan malam, engkau membela Sunnah Rasul saw hingga akhir hidupmu. Dalam kondisi tidak mampu menegakkan punggungmu, aku melihatmu menyuruh putra atau cucu-cucumu menulis, tanpa mengenal sakit dan tidak pula mengeluhkan kesakitanmu. Semua itu tiada lain kecuali anugerah dan keutamaan dari Allah swt yang diberikan kepadamu, maka Dia-lah yang maha pemberi karunia dan keutamaan." Pengebumian Tubuh yg Mulia Sesampainya kami di rumah Syeikh, di sana kami jumpai beberapa teman yang telah mendahului kami dan mulailah para ikhwah berdatangan dari berbagai pelosok kota Amman , tempat Syeikh berdomisili selama lebih dari delapan belas tahun. Kami bergegas mempersiapkan jenazah Syeikh rahimahullah, memandikan dan mengafaninya. Begitu selesai menyiapkan, kami mengeluarkan dan meletakkannya di sebuah ruangan besar. Seketika rumah Syeikh rahimahullah telah penuh sesak oleh pelayat yang terdiri dari para pecinta dan murid-muridnya. Syeikh Abu Malik mengisyaratkan kepada kami agar wajah Syeikh tidak ditutup sehingga para pelayat melepaskan kepergiannya. Mereka pun segera mencium kening Syeikh sebagai tanda perpisahan dengannya, lalu jenazah Syeikh disiapkan untuk disolatkan. Para ikhwan yang bermusyawarah tentang tempat pemakamannya, aku katakan kepada mereka bahwa Syeikh rahimahullah berulang-ulang menyebutkan kehendaknya di depanku, beliau ingin dikuburkan dipemakaman yang terletak pada sisi jalan yang menuju ke rumahnya agar tetap mendapat ucapan “salam” dari saudara-saudara dan pecintanya. Di antara wasiat beliau sebagaimana yang dikatakan oleh putranya Abdul Lathif, agar jenazahnya dibawa dari rumahnya ketempat pemakaman dengan cara dipikul, setelah para pelayat melepaskan kepergian beliau, kami segera keluar dari rumah untuk menshalatkannya. Demikian sang Imam dan tokoh ini kembali kepada Rabbnya Tabaraka wata`ala dengan meninggalkan warisan ilmu yang bermanfaat, tergores di sela-sela ratusan karya tulisnya yang kemudian Allah mentakdirkannya diterima di seantero dunia bahkan sebagiannya telah diterjemahkan ke beragam bahasa di dunia ini. Demikian pula beliau telah meninggalkan sejumlah muridnya yang berjalan diatas manhaj salaf yang dianutnya selama hidup beliau. Semoga dengan pertolongan Allah swt mereka pun akan berjalan di atasnya hingga datangnya ajal. Kenangan Bersama Syeikh Aku mengenal beliau rahimahullah semenjak 23 tahun yang lalu. Usiaku pada saat itu menginjak empat belas tahun. Sungguh Allah swt telah menganugerahi aku nikmat dan karunia-Nya sejak aku mengenal manhaj salaf dan mencintainya. Tidak pernah kutinggalkan setiap jalan yang menunjukku kepadanya, kecuali kutempuhnya. Aku berkenalan dengan murid-murid syeikh, duduk dan berteman dengan mereka. Aku mulai membeli kitab-kitab syaikh dan kitab yang pertama kubeli adalah “sifat solat Nabi saw". Aku selalu menanti kedatangan Syeikh dari negeri Syam sebagaimana biasa untuk menyampaikan kajian-kajian. Pada tahun 1980, Syeikh berhijrah dari negeri Syria ke Amman (Yordania). Yang kemudian menjadi tempat domisilinya. Beliau memilih tinggal di perkampungan yang sederhana. Ia pernah ditawari sebidang tanah oleh seorang kaya yang terletak di sekitar kota Amman , namun tetap ditolaknya dan berkeras untuk tetap tinggal di tengah–tengah kaum muslimin yang berekonomi lemah. Kota Amman pun gembira atas kedatangan Syeikh sebagaimana para pecintanya. Selama enam tahun telah kulalui bersama Syeikh di rumahnya, setiap hari selalu kudapati ilmu sebagaimana aku pun telah belajar darinya tentang akhlaq. Maka apakah yang hendak kuceritakan? Keperibadian Da'ie Syeikh Syeikh rahimahullah adalah seorang yang penuh kasih sayang dan belas kasihan. Sekali waktu pernah beliau katakan padaku: “Hai Muhammad, engkau tidak memiliki kendaraan, sementara putra-puterimu perlu beristirahat (bertemasya), maka siapkan hari apa saja yang kamu inginkan, kita akan pergi bersama agar kamu bersenang-senang bersama mereka. Dua hari kemudian, kami siapkan apa yang diperlukan, lalu keluar bersama syaikh dan isterinya ke sebuah tempat tamasya di luar kota Amman . Dan beliau membawa makanan serta beraneka buah-buahan sehingga anak-anakku sangat gembira." Suatu ketika aku pernah bekerja dan memperbaki pada bagian atap rumah Syeikh. Aku mengangkat dan memindahkan sebuah kayu besar, hingga aku merasa keberatan dan hampir terjatuh dari atap rumah, kalau saja bukan karena karunia Allah swt padaku. Mendengar peristiwa itu, Syeikh segera memuji Allah swt atas keselamatanku dan langsung menyungkur bersujud kepada Allah swt mensyukuri-Nya, sedang kedua matanya mengucurkan air mata, menangisi kejadian ini. Lalu dikeluarkan dari sakunya sebanyak seratus dinar dan diberikannya kepadaku. Syeikh رحمه الله adalah seorang yang berperangai wara` yaitu selalu menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat dan syubhat. Pernah suatu ketika beliau menjadi penengah bagi seorang yang ingin bekerja di salah satu perusahaan persero. Selang beberapa hari, orang tersebut mengetuk pintu rumah beliau sambil membawa sejumlah buah zaitun dan menuturkan kepadaku : “Ini adalah hadiah untuk Syeikh", pada waktu itu Syeikh sedang tidur. Setelah bangun dari tidurnya kusampaikan amanat orang itu. Dengan serta merta Syeikh bertutur:“Tidak halal bagi kita untuk memakannya, karena telah disabdakan oleh Rasulullah saw” (yang artinya) :“Barang siapa yang menolong seseorang dengan suatu pertolongan, lalu diberikan kepadanya hadiah dan diterimanya, berarti dia telah mendatangi salah satu pintu riba”.Maka kami segera membagi-bagikannya kepada para fuqara`" Kedermawanan Syeikh Al-Albani rahimahullah Sering kali aku anjurkan Syeikh untuk membangun masjid, atau memberi kepada seorang fakir atau para janda atau seorang peminta-minta, dan tidak pernah beliau menolak. Banyak cerita dalam masalah ini di antaranya : “Pernah datang kepada beliau seorang penderita sakit yang pengobatannya dengan menggunakan suntikan. Ia harus disuntik sebanyak 15 kali dengan belanja setiap suntikan 20 dinar. Syeikh menyuruh aku untuk meneliti kebenaran dakwaannya. Setelah mengetahui kebenarannya, beliau memberi kepadaku belanja yang dibutuhkan lalu kubelikan suntikan tersebut”. Ketika hendak membangun rumahku aku memerlukan dana, maka kudatangi beberapa rumah dan mengetuk pintu-pintu mereka (untuk meminta pinjaman, pent) namun hasilnya nihil. Aku teringat seorang yang cukup mampu, dia dikenal oleh Syeikh. Maka kukatakan kepada istrinya: “Tolong sampaikan kepada Syeikh jika beliau berkenan menjadi perantaraku agar orang itu memberiku pinjaman." Keesokan harinya ketika aku sedang duduk dikantorku. Syeikh berkata : “Ya Muhammad! engkau menghendaki agar aku menjadi penengahmu terhadap si fulan agar dia memberimu pinjaman?”. Aku bertukas : “benar”. Lalu kata Syeikh rahimahullah : “Aku lebih utama terhadapmu dari pada orang itu, aku berikan kepadamu seberapa yang kamu perlukan.” Aku pun menangis lalu kukatakan padanya: “Ya Syeikh kami, semoga Allah swt membalas kebaikanmu.” Demi Allah swt tidak pernah terdetik dalam hatiku bahwa apa yang kucari akan kudapati dari Syeikh karena aku tidak pernah melihat apa yang ada padanya. Ketika dana pinjaman itu diberikan padaku beliau berkata: “Yang seribu dinar ini sebagai hadiah untukmu, tidak terhitung sebagai pinjaman." Aku pun menangis untuk kedua kalinya, semoga Allah swt membalasnya rahimahullah.Kisah yang lain: Belum lama ini ketika beliau berada di rumah sakit, datang seorang wanita mengadu padanya tentang terjeratnya dalam cengkraman bunga bank. Karena ia mengambil pinjaman dari salah satu bank sebanyak 9000 dinar, dan bunganya telah melipatgandakan hutang tersebut. Ia datang kepada Syeikh, untuk meminta bantuan agar terlepas darinya. Sebagaimana kebiasaannya, Syeikh meminta kepadaku untuk meneliti kasus ini. Setelah diteliti dengan seksama kebenarannya, beliau menyetujui untuk meminjamkannya dana sebesar 7000 dinar. Wanita itu datang bersama putra-putranya. Lalu Syeikh berkata : “Yang seribu dinar sebagai hadiah dan yang selebihnya sebagai pinjaman yang dibutuhkan.” Alangkah girangnya wanita itu dan anak-anaknya. Mereka mendo'akan Syeikh rahimahullah, demikian pula aku ikut mendo'akannya “semoga Allah swt membalas kebaikanmu ya Syeikh.” Kemudian Syeikh memandang kami seraya berkata: "Yaa ikwan wallaahi inni atamanna an ashbaha milyuuniiran, hatta ukhrijaaluluufa min amstali hadzihi almar'a min kuyuudi arriba (Demi Allah, wahai saudara-saudaraku, aku berangan-angan menjadi seorang “jutawan" hingga dapat melepaskan ribuan muslim yang senasib dengan wanita ini dari jeratan riba).”Kelembutan Dan Belas Kasihan Syeikh rahimahullah Pernah suatu ketika istriku hampir melahirkan. Sementara Syaikh selalu bertanya tentangnya. Sehari sebelum isteriku melahirkan bayinya, tatkala aku akan meninggalkan perpustakaan, beliau berkata kepadaku: "Silakan ambil kereta ummul Fadhl [1] karena mungkin kamu memerlukannya di tengah malam." kereta itu kubawa selama dua hari dan ternyata benar, saat melahirkan tiba ditengah malam. Aku keluar dari rumahku, aku tidak tahu hendak pergi kemana? setelah berupaya mencari seorang bidan dan tidak kutemukan, terfikir olehku bahwa istri Syeikh rahimahullah memiliki pengalaman dalam hal kelahiran. Aku segera menuju ke rumah beliau, sedang aku dirundung keragu-raguan karena khawatir akan mengganggu dan mengejutkannya di saat-saat seperti ini. Aku mengetuk pintu rumahnya, beliaupun menjawabku, lalu kusampaikan kepadanya permohonan maafku yang sebesar-besarnya dan memberitahukan keperluanku. Beliau menjawabku sambil bercanda : “Mengapa kamu tidak lakukan seperti Syeikhmu? sungguh aku telah membantu sendiri istriku ketika melahirkan.”Lalu beliau melanjutkan dengan mengucapkan: "Sebentar!! aku akan membangunkan Ummu Fadhl, dia akan pergi bersamaku." Lalu kami pun diberi oleh Allah swt seorang putra bernama Abdullah. kereta Syeikh Al-Albani Adapun kereta beliau ibarat seekor unta yang selalu mengantar teman-teman kami. Beliau mengangkut mereka dan membawanya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Beliau katakan padaku : “Ya Muhammad, ayahku rahimahullah pernah berkata :likulli syaiin zakaatun, wazakaatus sayaarati : hamlunnaasi biha (setiap sesuatu ada zakatnya, dan zakat mobil adalah mengangkut orang)." Mutiara Hikmah Syaikh Al Albani rahimahullah"Itmaamul ma'ruf khairun minal bad i bihi (Menyempurnakan suatu yang ma`ruf lebih baik dari pada memulainya)” Ini adalah mutiara hikmah yang kami ambil dari beliau, dan alangkah indahnya hikmah ini. Syeikh Al-Albani seorang yang selalu memenuhi kebutuhan saudara-saudaranya, sehingga seorang merasa cukup dengan sesuatu dari bantuan beliau. Syeikh merasa senang dan selalu bertekad untuk menyempurnakan bantuannya. Namun orang yang dibantu segera berkata : “Menyempurnakan sesuatu yang ma’ruf lebih baik dari memulainya.” Banyak ilmu yang kami dapat dari mutiara hikmah ini dalam bermu'amalah dengan saudara-saudara kami. Inilah hal penting yang dapat kusajikan untuk para pembaca dari sela-sela kehidupanku bersama beliau selam 6 tahun. Boleh jadi musibah kematian Syeikh membuatku lupa akan banyak hal. Saya yakin bahwasanya banyak peristiwa dan sikap-sikap Syeikh yang wajib kucatat sebagai sebuah catatan bersejarah untuk memenuhi hak-hak Syeikh rahimahullah. Semoga Allah swt merahmatimu wahai Syeikh kami, dengan rahmat yang luas. "Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali)” [1] Ummul fadhl adalah isteri al-Albani yang keempat. Maraji':Majalah al-Ashalah 23 hal: 55-58P/S: Kadang2 saya berasa sungguh kecewa, betapa ramai yang mengaku dirinya sebagai pejuang Islam, tetapi ukhuwwah yang ditonjolkan hanyalah berupa persaudaraan yang sempit, persaudaraan yang berlatarkan jahiliyyah. Ukhuwwah yang dibina hanya terbatas sesama mereka. Syeikh yang mulia ini pula dikritik sebagai seorang yang keras dan tidak pandai berdakwah segala macam. Realitinya, sang syeikh ini jauh lebih mulia dan berakhlak dengan keperibadian Da'ie dalam banyak masa. SubhanaLLAH!

Oleh: Abu Abdurrahman Muhammad Al Khatib Sumber: http://saad01.blogspot.com

No comments:

Post a Comment